Tentang Penulis

 

InShot_20151101_181028

Namaku Dinda Fitria Sabila .

Penghuni peron 5-6 Stasiun Tanah Abang. Pernah kali saat pukul 8 malam, hidup tinggal dihabiskan untuk terlelap dalam kamar kos di Depok agar tak perlu mancapai rasa capek. Tapi hati tak pernah mau diajak berkompromi, saat itu juga kaki melangkah ke Stasiun Universitas Indonesia dan mengasah rindu baru pada peronku. Menuju Stasiun Pondok Ranji, Bintaro, yang kusayangi.

Mahasiswi program studi Sastra Indonesia, FIB Universitas Indonesia. Glow in yellow jacket!

Aku menyukai apapun tentang musim gugur dan negara Perancis .

Aku terlahir tanggal 21 Agustus 1995 di Kabupaten Tulungagung , Jawa Timur .

Aku hobi membaca novel dan menulis cerpen maupun novel , meskipun masih ragu untuk berniat mengirim ke penerbit .

Dan yang terpenting , aku sangat mencintai Tuhanku Allah SWT , keluargaku, dan sahabat-sahabatku.

Ilana Tan, Dee, Winna E, Fahd Djibran adalah penulis Indonesia yang selalu menjadi inspirasiku.

Sapardi Djoko Damono, Sutarji Calzoum Bachri masih memegang kuat-kuat posisinya sebagai sastrawan yang kucintai karyanya.

Dan… Jane Austen adalah yang berada di nomor pertama.

Tapi sejengkal jerih payah lain tak bisa kuhindari, kukagumi sangat karya Paulo Coelho.

Facebook : http://www.facebook.com/dinda.fitria.sabila

10 Comments Add yours

  1. faizalmushonnif berkata:

    Salam kenal mbak, saya Faiz, dari ITS Surabaya 🙂
    Boleh minta folback-nya kah ? 😀

    1. salam kenal juga faiz, sudah ya 🙂

  2. blog walking, hallo dinda salam kenal ya 🙂

    1. salam kenal juga adininggar 🙂

    2. Adipur berkata:

      Dapat kata Siayuh dari mana ??? Siayuh gak separah itu juga !!!! Lo gak percaya datang aja langsung…. Itu akan menambah inspirasimu

      1. Halo 🙂 Terima kasih atas komentarnya. Saya membaca tulisan saudara Aris Ksatriyan pada http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/09/16/desa-terpencil-kalimantan-selatan-590261.html . Kalau ternyata keadaan tidak separah demikian saya mohon maaf, saya hanya menuliskan

        “Tujuanku—Siayuh.”

        “Siayuh?”

        “Kalimatan Selatan. Tidak ada sinyal ponsel, tidak ada jaringan apapun. Aku tidak tahu ada listrik apa tidak.”

        Saya hanya menyampaikan opini seseorang dalam tulisan saya. Saya tidak memberikan kepastian mengenai kondisi yang lebih parah dari hal di atas. Saya terima sarannya, Mohon maaf apabila ada hal yang kurang berkenan dalam tulisan saya. Jika diberi kesempatan oleh Allah, saya akan pergi kesana.

  3. andimulya berkata:

    Salam kenal mbak… 😉

    1. salam kenal juga 🙂

  4. Indri berkata:

    hai cinta ❤

Tinggalkan komentar